Pergeseran Paradigma Pendidikan
Pendidikan merupakan penguasaan ilmu pengetahuan "fungsional" berdasarkan kerangka berpikir ilmiah. Perubahan paradigma pendidikan ditandai dengan perubahan standar kelulusan, kurikulum, metode pembelajaran dari TCL ke SCL dan strategi pembelajaran. Selain itu, lulusan lembaga pendidikan harus dapat menjawab kebutuhan masyarakat, dunia kerja, profesional, dan generasi masa depan. Perubahan paradigma pendidikan juga ditandai dengan perubahan kurikulum yang awalnya adalah kurnas 1994, KBK, KTSP dan Kurikulum 2013. Pergeseran tersebut bertujuan agar peserta didik memiliki kompetensi. Pengertian kompetensi adalah sepereangkta tindakan cerdas dan bertanggungjawab yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugas pada bidang pekerjaan tertentu.
Adanya pergeseran pendekatan dalam pembalajaran TCL ke SCL memberikan dampak yang signifikan bagi dunia pendidikan. Pendekatan pembelajaran SCL memiliki ciri-ciri yaitu guru dan dosen secara aktif membangun penetahuan, guru/dosen berperan sebagai fasilitator, belajar bukan hanya penguasaan materi tapi diarahkan pada pengembangan karakter agar menjadi pembelajar sepanjang hayat, pembelajaran dilakukan terintegrasi, belajar merupakan proses pengembangan pengetahuan, proses belajar secara kooperatif dan kolaboratif, belajar dapat dilakukan dimapaun dan kapanpun, belajar diarahkan pada pencapaian kompetensi, belajar diarahkan pada pembelajaran berbasis aneka sumber belajar, proses pembelajaran menggunakan penggunaan interdisiplin, dan proses pembelajaran difasilitasi menggunakan multimedia/TIK.
Pergeseran ini juga berpengaruh pada peran guru/dosen diantaranya yaitu guru bertugas merumuskan tujuan/kompetensi pembelajaran, menyediakan dan memberikan pengalaman belajar sesuai dengan tuntutan kompetensi, menciptakan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, mengecek perkembangan pembelajaran peserta didik secara pribadi, mendorong peserta berpikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah dan menjelaskan tentang norma, aturan, standar, sistem nilai dan etika yang berkaitan dengan mata pelajaran/kuliah. Dan bagi instasi, pergeseran ini juga memberikan implikasi diantaranya yaitu misi institusi diletakkan pada belajar peserta didik institusi harus bertanggungjawab terhadap proses belajar, meningkatkan mutu belajar peserta didik, dan efektivitas institusi dievaluasi berdasarkan capaian belajar peserta didik Strategi pembelajarannya pun harus lebih menyenangkan, bermakna, memeberdayakan aneka sumber dan berorientasi pada Teknologi Informasi (TI).
Proses belajar mengajar haruslah terasa lebih menyenangkan agar peserta didik tidak menganggap belajar hal yang menakutkan, belajar merupakan bagian dari bersenang-senang, menciptakan pengalaman dan impian yang baru, menciptakan perubahan yang terus menerus, dan menjanjikan masa depan yang lebih baik. Proses belajar mengajar harus pula dapat menggunakan aneka sumber belajar dari apapun dan dimanapun agar dapat memanfaatkan lingkungan, menggunakan TI, menggunakan multimedia dan pemberdayaan narasumber agar pembelajaran lebih bermakna.
Proses belajar yang berorientasi pada IT, berarti pembelajaran tersebut menggunakan IT sebagai alat pertukaran informasi dan menjadikan masa depan lebih baik lagi. proses pembelajaran tidaklah harus dilakukan di dalam kelas namun boleh dilaksanakan dimana saja. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik mampu bersentuhan langsung dengan objek pengetahuan yang ingin diketahuinya.
Dengan demikian, jika dilihat lebih teliti ada 4 prinsip dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu antara lain :
- Keberhasilan institusi dinilai berdasarkan mutu belaajr peserta didik
- Belajar menjadi tanggungjawab bersama
- Institusi harus menjadi pembelajar, sehingga dari waktu ke waktu yang dihasilkan adalah belajar
- Lingkungan belajar harus diciptakan agar terjadi proses penemuan dan pembangunan pengetahuan daripada sekedar transfer ilmu pengetahuan